Lebih dari 20 negara pendukung Ukraina berjanji akan “menghapus minyak dan gas Rusia dari pasar global” sebagai langkah menekan Presiden Vladimir Putin agar mengakhiri perang. “Kami menutup sumber pendanaan bagi mesin perang Rusia,” kata Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer usai memimpin pertemuan coalition of the willing di London.
Inggris dan AS baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, sementara Uni Eropa menarget ekspor gas alam cair (LNG) Moskow. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang hadir dalam pertemuan itu menegaskan bahwa “tekanan” adalah satu-satunya cara menghentikan pertempuran, meski tak ada pengumuman terkait pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina.
Presiden Putin memperingatkan bahwa serangan terhadap wilayah Rusia dengan senjata tersebut akan mendapat “balasan menghancurkan.” Dalam konferensi pers bersama, Starmer menegaskan bahwa Putin “tidak serius tentang perdamaian” dan sekutu Ukraina telah menyepakati rencana dukungan yang lebih kuat hingga akhir tahun, termasuk pemanfaatan aset Rusia yang dibekukan untuk membantu pertahanan Ukraina.
Meski Uni Eropa sepakat mendukung kebutuhan finansial Ukraina selama dua tahun ke depan, mereka belum menyetujui penggunaan aset Rusia senilai €140 miliar. Negara-negara anggota koalisi juga berkomitmen memperkuat pertahanan udara Ukraina di tengah serangan harian Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur energi.
Zelensky memperingatkan bahwa Moskow berupaya menjadikan musim dingin sebagai “senjata penderitaan.” Namun, di Ukraina sendiri, banyak warga seperti di Odesa dan Kyiv lebih fokus menghadapi krisis listrik, air, dan serangan udara yang terus berlanjut.
Komentar