Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan untuk mencari pemilik baru aplikasi media sosial TikTok di AS telah tercapai dan mendapat restu dari Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pada Kamis (25/9), Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyebut kesepakatan ini memenuhi syarat undang-undang yang mengharuskan ByteDance, induk TikTok asal Tiongkok, melepas operasi aplikasinya di AS agar terhindar dari larangan.
Trump bersama Wakil Presiden JD Vance menyebut bahwa sekelompok investor akan membeli operasi TikTok di AS dengan membentuk perusahaan baru bernilai sekitar 14 miliar dolar AS. Nama-nama besar seperti Oracle, dengan Chairman Larry Ellison yang dikenal dekat dengan Trump, Rupert Murdoch dari Fox Corporation, hingga Michael Dell dari Dell Technologies disebut akan terlibat.

Menurut perintah eksekutif tersebut, investor asal AS akan menguasai algoritma TikTok versi Amerika. Enam dari tujuh kursi dewan direksi akan dipegang warga AS, sementara kepemilikan Tiongkok dibatasi di bawah 20 persen. Algoritma—yang dianggap aset paling berharga dan kontroversial—akan dilatih ulang dengan data pengguna AS dan diawasi oleh “mitra keamanan terpercaya”.
Kesepakatan ini muncul setelah bertahun-tahun pejabat AS menuding TikTok berisiko terhadap keamanan nasional, dengan kekhawatiran Beijing dapat mengakses data 170 juta pengguna di Amerika. ByteDance sebelumnya menolak menjual dan melancarkan gugatan hukum, namun gagal.
Meski Trump mengklaim deal telah selesai, baik ByteDance maupun otoritas Tiongkok belum memberikan konfirmasi resmi. White House juga menyebut investor lain seperti firma ekuitas Silver Lake ikut bergabung. Dengan ini, TikTok dipastikan bisa tetap beroperasi di Amerika Serikat di bawah struktur baru.



Komentar