Estonia menuduh tiga jet tempur MiG-31 Rusia melanggar wilayah udaranya di atas Teluk Finlandia pada Jumat (20/9). Insiden ini memicu kecaman keras dari Uni Eropa dan NATO, yang menyebutnya sebagai provokasi berbahaya.
Angkatan Udara Italia, yang bertugas dalam misi pengawasan udara NATO di Baltik, segera mengerahkan jet F-35 untuk mencegat pesawat Rusia tersebut. Swedia dan Finlandia juga mengirimkan pesawat reaksi cepat. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, memuji “respons cepat dan tegas” dari aliansi.
Menurut militer Estonia, jet Rusia itu memasuki wilayah udara di dekat Pulau Vaindloo selama sekitar 12 menit tanpa rencana penerbangan, transponder dimatikan, dan tidak berkomunikasi dengan pengendali lalu lintas udara. Perdana Menteri Estonia Kristen Michal segera meminta konsultasi NATO berdasarkan Pasal 4, yang memungkinkan anggota menggelar pembicaraan darurat bila keamanan nasional terancam.
Moskow membantah tuduhan tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan MiG-31 itu tengah menjalani penerbangan terjadwal dari Karelia menuju Kaliningrad, dan tetap berada di atas perairan netral Laut Baltik, lebih dari tiga kilometer dari Pulau Vaindloo.
Ketegangan di perbatasan timur NATO semakin meningkat setelah Polandia dan Rumania juga melaporkan pelanggaran udara oleh drone dan helikopter Rusia dalam dua pekan terakhir. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Moskow sengaja memperluas aktivitas destabilisasi di kawasan.
Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna, menegaskan Rusia sudah empat kali melanggar wilayah udara negaranya tahun ini. “Namun insiden hari ini sangat provokatif dan tidak dapat diterima,” ujarnya, sembari memanggil kuasa usaha Rusia di Tallinn untuk menerima protes resmi.
Insiden terbaru ini menegaskan semakin rapuhnya stabilitas keamanan Eropa Timur di tengah perang Rusia-Ukraina yang belum mereda.



Komentar